Thursday, September 24, 2009

Apa Film Sekuel Hanya Dibuat Untuk Film Berbudjet Tinggi Saja?

Banyak orang masih beranggapan bahwa film yang sukses dan dapat dibuat hingga bersekuel-sekuel hanya film berbujet tinggi dengan dukungan cerita yang menarik, bintang ngetop, dan sinematogtrafi yang di atas rata-rata. Fakta membuktikan, ada juga film bermodal kecil, bukan berasal dari label besar, bahkan dipandang sebelah mata oleh banyak orang yang mampu meraup kesuksesan besar dan bahkan dibuat hingga beberapa sekuel. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :












BLOOD
SPORT (1982)

Distributed by : Cannon Group / Glolan-Globus Production

Populared by : Jean Claude van Damme, Bolo Yeung

Sequels :

a. Bloodsport 2 (1996, cast by : Daniel Bernhardt, James Hong)

b. Bloodsport 3 (1997, cast by : Daniel Bernhardt)

c. Bloodsport 4 : The Dark Kumite (1998, cast by : Daniel Bernhardt)

The Story :
Diangkat dari kisah nyata. Frank Deux
adalah marinir deserse dari Amerika yang diam-diam mengikuti turnamen gaya bebas Bloodsport di Hongkong. Deux menjadi orang pertama di luar Hongkong yang memenangkan turnamen tersebut.

Believe it or Not :
Film ini menjadi
bukti nyata, bagaimana sebuah film yang dibuat dengan kualitas sangat pas-pasan, tidak didukung bintang top (kecuali Bolo Yeung yang nyaris menjadi lawan tanding Bruce Lee di film Enter the Dragon), dan dibuat dengan bujet minim, mampu menjadi film sukses, bahkan trend-setter film-film eksyen di tahun 80-an. Van Damme, dengan tendangan terbang dan gaya split fenomenalnya, menjadi bintang besar berkat Bloodsport.

Sukses film itu berlanjut. Sekuelnya yang dirilis tahun 1996, dengan kualitas yang justru lebih “jeblok” daripada versi pertamanya.Van Damme yang waktu itu sudah terkenal, menolak melanjutkan peran yang telah membesarkan namanya, sehingga dipilihlah Daniel Bernhardt. Di luar dugaan, sekuel itu pun sukses dan dibuat lagi hingga Bloodsport 4.









KICK BOXER (1989)

Distributed by : Cannon Group

Populared by : Jean Claude van Damme, Michael Quisi

Sequels :

a. Kick Boxer 2 : The Road Back (1991, cast by : Sasha Mitchel, Michael Quisi)

b. Kick Boxer 3 : The Art of War (1992, cast by : Sasha Mitchel, Michael Quisi)

c. Kick Boxer 4 : The Aggressor (1993, cast by : Sasha Mitchel, Michael Quisi)

d. Kick Boxer 5 : Redemption (1995, cast by : Mark Dacascos, James Ryan)

The Story :
Van
Damme berperan sebagai adik seorang kick boxer Amerika yang dikalahkan oleh kick boxer Thailand, Tong Po (Quisi), dalam sebuah turnamen Kick Boxing. Dendam atas kekalahan kakaknya, Van Damme berlatih kick boxing dengan seorang mantan jawara tinju Thailand itu.


Believe It or Not :
Van Damme sedang menikmati masa kejayaannya di tahun 80-an. Film apapun yang diperanin
ya pasti sukses besar. Termasuk film ini, yang juga berbudjet murah dengan kualitas pas-pasan, mendulang kesuksesan. Walau Van Damme (lagi-lagi) menolak membintangi sekuel film ini, dan digantikan oleh Sasha Mitchell dan Mark Dacascos, sekuel-sekuel Kick Boxer tetap sukses, meski dari segi kualitas tidak ada yang lebih baik daripada versi yang diperani Van Damme.









BEST OF THE BEST (1989)

Distributed by : Dimension Films

Populared by : Phillip Rhee, Chris Penn, Eric Robert

Sequels :

a. Best of the Best 2 (1993, cast : Eric Robert, Chris Penn, Phillip Rhee)

b. Best of the Best 3 : No Turning Back (1995, cast : Phillip Rhee)

c. Best of the Best 4 : Without Warning (1998, cast : Phillip Rhee)

The Story :
Best of Th
e Best (BoB) berkisah tentang tim karate Amerika yang berlaga di Korea dalam turnamen bela diri internasional yang diikuti banyak negara. Setelah melewati babak penyisihan yang menyakitkan, akhirnya tersisa tim Amerika dan Korea.

Di sekuel-sekuel selanjutnya, cerita sudah melenceng jauh, walau menampilkan tokoh-tokoh yang sama dengan BoB versi originalnya.

Believe It Or Not :
Film inipun dibuat dengan bujet pas-pasan. Cukup disayangkan Eric Robert tampil kurang meyakinkan. Hanya Phillip Rhee yang memukau.

Walau tema BoB 2 “terperangkap” stereotip tema turnamen gaya bebas kebanyakan film eksyen di masa itu, namun hasilnya tidak mengecewakan karena didukung koreografi laga Phillip Rhee yang cukup baik. Walau menjual nama Eric Robert, namun ternyata justru Phillip Rhee-lah yang mendapat perhatian publik. Sehingga di sekuel selanjutnya, selain menjadi pemeran utama, Rhee juga dipercaya untuk menyutradarai BoB hingga sekuel terakhir.









PROJECT : SHADOWCHASER (1995)

Distributed by : Turner Entertainment

Populared by : Frank Zagarino

Sequels :

a. Project : Shadowchaser 2 (1995, cast : Frank Zagarino)

b. Project : Shadowchaser 3 (1996, cast : Frank Zagarino)

c. Project : Shadowchaser 3000 (2000, cast : Frank Zagarino)

The Story :
Kreasi John Eyres ini mengambil tema Die Hard dengan cerita berlapis-lapis. Sebuah gedung dikuasai oleh para teroris. Advanced Technical Research (ATR) mengeluarkan tentara sintetis untuk mengalahkan para teroris.

Believe It or Not :
Hasil film ini cukup mengejutkan. Walau fiksi ilmiah murah ini tidak punya hal-hal istimewa apapun yang patut diacungi jempol, nyatanya pendapatan yang diperoleh membuat para produser tersenyum cukup lebar. Hebatnya lagi, film ini mencuatkan nama Frank Zagarino menjadi bintang top dunia, sehingga sempat diajak berkolaborasi oleh produser Indonesia dalam film Without Mercy. Di film ini, Frank bermain bersama Ayu Azhary yang sempat bikin gerah penonton Indonesia.









SCANNERS (1981)

Distributed : Video Picture

Populared by : Jennifer O’Neill, Stephen Lack

Sequels :

a. Scanners 2 : The New Order (1991, cast : David Hewlett, Deborah Raffin)

b. Scanners 3 : The Take Over (1992, cast : Steve Parrish, Liliana Komorowska)

c. Scanners 4 : The Showdown (1994, cast : Daniel Quinn, Patrick Kilpatrick)

The Story :
“10 seconds: the pain begins. 15 Seconds : you can’t breathe. 20 seconds : you explode.”

Tagline mengerikan ini sudah cukup menjelaskan apa yang akan Anda lihat dalam film penuh “ledakan” ini. Sebuah badan pemerintahan melakukan percobaan terhadap beberapa keluarga. Ternyata anak-anak yang lahir setelah percobaan itu punya kekuatan telekinesis yang luar biasa. Setelah dewasa, beberapa dari “Scanners” (sebutan untuk anak-anak hasil percobaan itu) membentuk kelompok yang bertujuan menguasai dunia. Cameron Vale (O’Neill), salah seorang “Scanners” diutus untuk menaklukkan kelompok pemberontak itu.

Di sekuel “The New Order” diceritakan kilas balik dan misteri di balik kekuatan pada “Scanners”. Namun di sekuel-sekuel selanjutnya, cerita sudah berdiri sendiri.

Believe It or Not :
Inipun bukti bahwa film berbujet rendah pun mampu “menggetarkan” industri perfilman Hollywood yang dikuasai studio besar. Teknik visual efek, terutama efek metamorfosa wajah dari awal penyerangan “scanner” hingga hancur berantakan, patut diacungi jempol.













CYBO
RG COP (1992)

Distributed by : Vidmark Entertainment / Lions Gate Picture

Populared by : David Bradley

Sequels :

a. Cyborg Cop2 (1994, cast : David Bradley)

b. Cyborg Cop 3 (1995, cast :Frank Zagarino, Bryan Genesse)

The Story :
Dalam film ini, Bradley diceritakan berusaha menyelamatkan kakaknya yang diubah menjadi robot pembunuh yang diprogram untuk membunuh Presiden sebuah pulau kecil Karibia.

Di sekuelnya, Bradley kembali berperan sebagai polisi yang bekerja sama dengan kepolisian, mencegah usaha cyborg yang ingin menguasai dunia.

Di sekuel terakhir, Bradley digantikan Bryan Genesse dan ceritanya sudah tidak berhubungan dengan versi original maupun sekuel sebelumnya.

Believe It Or Not :
Percaya at
au tidak, sejak versi original Cyborg Cop hingga sekuel terakhirnya, semua dilakukan di Afrika Selatan dengan alasan penghematan biaya. Secara kualitatif, tidak ada yang istimewa sama sekali dari trilogi ini. Film ini disukai karena saat itu sedang tren film-film bertema cyborg. Terlebih nama Bradley baru terangkat lewat film American Ninja 3.













PHA
NTASM (1979)

Distributed by : Digital Entertainment

Populared by : Angus Scrimm (The Tall Man), Michael Baldwin, Reggie Bannister

Sequels:

a. Phantasm 2 (1988)

b. Phantasm 3 : Lord of The Dead (1994)

c. Phantasm 4 : Oblivion (1998)

The Story :
The Tall Man, seorang pria misterius yang tidak diketahui asal-usulnya, datang ke sebuah kota dan menculik jiwa
manusia untuk dijadikan budaknya. Jody (Bill Thornbury), kakak Mike (Michael Baldwin) ikut terculik. Bersama kekasihnya, Mike berusaha menyelamatkan kakaknya.

Believe It Or Not :
Banyak orang mengakui The Phantasm adalah salah satu film horror cerdas yang menarik dan berpeluang menjadi legenda. Menyadari hal itu, Universal Studio pernah menawarkan produksi sekuel film ini dengan biaya dan setting yang lebih baik. Sayang, Don Coscarelli, kreator The Phantasm menolak uluran tangan itu.

Tragisnya, Phantasm 2 hanya bertahan beberapa hari saja di bioskop, dan langsung dirilis dalam bentuk video. Cukup disayangkan jika film horror berbujet rendah yang fenomenal ini tidak mampu mengulang kesusksesan seperti versi originalnya. Hal itu berulang hingga Phantasm 4 yang juga langsung dirilis dalam bentuk video beberapa saat setelah diputar di bioskop.









AMERICAN NINJA (1981)

Distributed by : Cannon Group

Populared by : Michael Dudikoff

Sequels :

a. American Ninja 2 : The Confrontation (1987, cast : Michael Dudikoff)

b. American Ninja 3 : Blood Hunt (1989, cast : Michael Dudikoff, David Bardley)

c. American Ninja 4 : Annihilation (1991, cast : David Bradley, Michael Dudikoff)

d. American Ninja 5 (1995, cast : David Bradley)

The Story :
Marka
s tentara Amerika di Filipina diserbu oleh kawanan ninja. Ternyata ninja tersebut adalah tentara yang dibentuk secara rahasia untuk menghancurkan tentara Amerika. Tanpa mereka ketahui, ternyata ada salah seorang tentara Amerika yang berilmu ninja dan melindungi markas mereka dari serangan tersebut.

Believe It Or Not :
Ada hal menarik dalam film ini dimana terjadi cast-exchange antara Michael Dudikoff dan David Bradley di American Ninja (AN) 3 dan 4. Di AN 3, Bradley muncul sebagai cameo, yang merupakan kemunculan pertamanya di dunia film. Di AN 4, justru Michael yang jadi cameo. Inilah film ninja western pertama yang populer saat itu. Hampir semua sekuel mengambil lokasi shooting di Filipina, mengikuti langkah Sho Kosugi ketika membintangi Enter the Ninja (1981),
karena alasan murah.









OPERATION DELTA FORCE (1996)

Distributed by : Image Production

Populared by : Ernie Hudson, Frank Zagarino

Sequels :

a. Operation Delta Force 2 : May Day (2001, cast :Tod Jansen, Michael McGrady)

b. Operation Delta Force 3 : Clear Target (2002, cast : Gregg Collins)

c. Operation Delta Force 4 : Deep Fault (2002, cast : Gregg Collins, Joe Lara)

The Story :
Film ini mengangkat serangkaian petualangan pasukan elit Delta Force yang ditugaskan menangani aksi-aksi teroris. Di versi pertama, pasukan ini berhadapan dengan psikopat yang berniat menghancurkan Amerika dengan bom. Di sekuelnya, lawan mereka adalah para teroris yang memasang bom di Amerika.

Believe it Or Not :
Operation Delta Force tidak ada hubungannya dengan Delta Force (1986) yang diperani Lee Marv
in (alm) dan Chuck Norris, walau mempunyai judul dan mengangkat tema pasukan khusus yang sama. Dan meski terkesan film “besar”, Operation Delta Force bukan film besar. Selain diproduksi studio kecil, juga para pemerannya adalah pemain yang belum terkenal.









YOUNG AND DANGEROUS (1996)

Distributed by : BoB & Partners / Golden Harvest

Populared by : Ekin Cheung, Jordan Chen

Sequels :

a. Young & Dangerous 2 (1996, cast : Ekin Cheung, Jordan Chen, Gigi Lai)

b. Young & Dangerous 3 : Single Hands Cover Sky (1996, cast : Ekin Cheung, Jordan Chan)

c. Young & Dangerous 4

d. Born to Be King (2001, cast : Ekin Cheung, Jordan Cheng)

e. Young And Dangerous : The Prequel (2001, cast : Nicholas Tze)

The Story :
Young & Dangerous (Y&D) merupakan kisah panjang petualangan triad anak muda pimpinan Cheng Hau Nan (Ekin), mulai dari remaja, hingga masuk Hong Sin, triad terbesar dan paling berpengaruh di Hongkong.

Believe It Or Not :
Walau diangkat dari komik Hongkong terkenal dan didistribusikan oleh Golden Harvest (distributor film terbesar di Hongkong milik Raymond Chow), film ini tidak diperhitungkan bakal sukses, bahkan dibuat dengan biaya yang cukup “standar”. Di luar dugaan, justru mendulang sukses dan menjadi awal kebangkitan industri perfilman kembali. Sejak kemunculan Y&D, perfilman Hongkong mengalami transformasi yang cukup signifikan. Para sutradara muda banyak bermunculan dengan membawa ide-ide segar yang semakin membesarkan dan membangkitkan industri perfilman Hongkong dari keterpurukan.



No comments:

Post a Comment