Tuesday, November 2, 2010

Alay - Siapa Mereka? (Part 1)


Alay - alias Anak Layangan atau Anak Lebay - kini menjadi fenomena yang luar biasa di Indonesia. Sosok anak-anak yang terkesan kampungan, geuleuh, dan norak kini tidak saja menjadi sorotan, namun - sadar atau pun tidak, diterima maupun tidak - Alay telah menjadi bagian dari kehidupan dan budaya Indonesia. Banyak orang masih sinis dengan kehadiran mereka. Banyak pula yang mencibir kekampungan dan kesok-gaulan mereka. Dan sangat jarang yang mengetahui, bahwa di balik kenorakan mereka, sosok anak-anak Alay adalah pribadi yang sangat luar biasa dan patut diacungi jempol. Seperti apa mereka, yuk.... kita kenalan denganpara Alay....

RIWAYAT ALAY 
Kapan dan siapa yang mempopulerkan istilah "Alay"? Hingga hari ini tidak ada dokumentasi otentik yang mengulas hal ini. Alay awalnya merupakan singkatan dari Anak Layangan, yaitu istilah untuk orang-orang norak yg melakukan hal konyol agar terlihat keren. Istilah Anak Layangan sendiri mengandung "Anak Kampung" karena rata-rata anak kampung berambut merah dan berkulit gelap, kebanyakan main layangan.

Istilah Alay kemudian berkembang menjadi Anak Lebay, yang lebih menekankan pada perilaku orang2 yang berpenampilan super norak dan berlebihan.

Komunitas Alay mulai populer sekitar awal tahun 2000an, di mana kala itu banyak televisi swasta yang menayangkan acara2 musik live, dan mereka membutuhkan para penonton yg bisa bergaya heboh sehingga acara menjadi sangat meriah. Untuk itu, mereka mencari para "penonton bayaran" utk bisa ikutan dalam acara itu. Dengan diiming-imingi uang yg lumayan serta bisa tampil di tv dan dekat dengan artis idola, tentu saja menjadi hal yang menarik sekali, terutama bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah. Karena itu, mereka berbondong-bondong ikut acara itu.

Nah, utk bisa terlihat keren di televisi, mereka harus berdandan dan tampil atraktif. Semakin atraktif mereka tampil & bergaya, semakin besar pula uang yg mereka peroleh dari stasiun televisi. Karena itu, mereka berdandan semaksimal mungkin agar terlihat "wow" saat di-shoot televisi. "Dandan maksimal" inilah kadang-kadang justru membuat mereka terlihat sangat norak karena seringkali menggunakan padanan pakaian yang "gak nyambung banget". Jadi ga heran, kalo sejak saat itulah komunitas Alay sangat identik dengan gaya berbusana yang norak.


Belakangan, tampil di televisi dipandang sebagian Alay sebagai ladang usaha yang menggiurkan. Bayangkan saja, untuk tampil selama 1 jam di 1 televisi - bernyanyi dan bergaya - mereka mendapat upah sekitar Rp 20 - 50 ribu. Sedangkan, yang saya tahu, 1 stasiun televisi setidaknya menayangkan 2-3 acara live-performance dalam sehari. Jika ada 7 stasiun televisi lokal yang demikian, dan para Alay mengikuti semua acara itu, berapa yang bisa mereka peroleh dalam sehari? Lumayan kan? Apalagi acara demikian ditayangkan setiap hari. Bisa dibayangkan berapa besar uang yg mereka dapatkan. Banyak Alay yang kelayapan dari 1 stasiun tv ke stasiun lain setiap hari guna mencari sesuap nasi dengan cara seperti itu. Karena itulah, Alay akhirnya dikenal pula sebagai singkatan dari "Anak Kelayapan".


CIRI-CIRI ALAY
Ciri yang paling khas dari seorang Alay adalah dari dandanannya yang super norak. Jangan bayangkan seorang Alay berdandan bak seorang harajuku. Jauh banget....!!! Alay rata2 memadukan pakaian seadanya yang sering kali gak nyambung. Hal ini sebenarnya bisa kita pahami, mengingat Alay sebenarnya bukan kaum berada. Mereka hanyalah orang2 miskin dan memang ingin terlihat keren. Karena itu, pakaian apapun mereka padukan sekenanya agar terlihat keren. Dandanannya pun seringkali mengadopsi dandanan era 80-90an, karena informasi mode yg mereka peroleh sangat minim.Akibatnya tampillan mereka benar2 kacau-balau.

Kalau Anda cermati, ada beberapa ciri khas yang selalu menjadi identitas dari seorang Alay dalam berpakaian :
1. Rambut Polem (Poni Lempar) : Poni dibuat miring ke samping.
2. Celana mode hipster kedodoran, sehingga celana dalamnya keliatan.
3. Menggunakan pipa celana dengan panjang 10 cm'an.
4. Mengenakan pakaian distro yang sudah kumal.
5. Warna pakaian rata-rata hitam. Tapi ada kalanya berbusana dengan warna yang sangat mencolok (hijau spotlight, kuning menyala, atau bahkan kotak-kotak).
6. Mengenakan jaket hoodie dan belt kulit ber-buckle dan spike.
7. Mengenakan celana skini warna-warni.

Ada kalanya juga mereka mengenakan pakaian yg sangat kontras dan "mengerikan", seperti mengenakan earphone, bercelana beggy yang kedodoran di bagian bawahnya, atau yang lain. Pokoknya ancur habezzz...!!!

Ciri lain yang cukup menonjol dari seorang Alay adalah sikapnya yang "sok penting", "sok cantik", "sok imut", dan yang lainnya. Beberapa gaya mereka adalah:
1. Nongkrong di mall sembari mendengarkan lagu dari headset handphone. Terkesan sok pamer dan sok asik sendiri ga jelas.
2. Suka memfoto-foto diri sendiri (dengan hp kamera) bergaya narsis nan konyol di mana pun, lalu diupload langsung ke Jejaring sosial seperti FB atau FS.
3. Senang memamerkan SMS yang dia terima, entah dari kekasihnya, cowok ga dikenal, atau siapapun. Kalo cewek, sering jejeritan dan heboh ga jelas. Tujuannya sudah pasti : Menarik perhatian orang. Buat apa? Ga ada. Soalnya mereka imut dan cantik sih.... 

Bagaimana hubungan sosial para Alay? Bagaimana bentuk komunikasi komunitas Alay? Bagaimana kehidupan pribadi mereka? Temukan jawabannya dalam segmen kedua dari Alay.

No comments:

Post a Comment